Keterampilan Manajemen, Tanggung jawab Sosial dan Etika Manajemen
Etika adalah hal yang sangat sulit dijelaskan dengan cara pasti.
Dalam konteks umum, etika (ethic) adalah kode prinsip dan nilai moral yang
dapat membangun perilaku seseorang atau sebuah kelompok yang berhungan dengan
benar atau salah.
Didalam sebuah organisasi, memahami etika dan tanggung jawab
sangat erat kaitannya dengan pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau
lembaga.
Semakin besar organisasi, maka semakin besar pula tuntutan
masyarakat terhadap organisasi tersebut. Banyak lembaga organisasi yang
menggunakan segala cara untuk memenangkan persaingan. Oleh karena itu,
diharapkan dalam organisasi tersebut memiliki manajerial yang tidak hanya
mengerti, namun juga memahami konsep etika dan tanggung jawab sosial secara
luas.
Organisasi adalah suatu agen dimana seorang manajer dapat
mempertanggung jawabkan segala keputusan yang melibatkan keuntungan dan
kerugian terhadap sistem yang ditetapkannya. Berbicara mengenai keuntungan dan
kerugian, bukan hanya pada keputusan yang berakibat kepada diri sendiri, namun
juga kepada beberapa anggota organisasi atau lembaga. Keputusan yang diambil
dari seorang manajer yang mengerti etika dan tanggung jawab sosial akan
berdampak positif kepada anggotanya.
Sebuah permasalahan etika biasanya muncul dalam situasi ketika
tindakan seseorang atau sebuah organisasi mungkin akan membahayakan atau
menguntungkan orang lain. Situasi di mana seorang manajer mengalami kesulitan
untuk menentukan mana yang baik dan yang benar.
Untuk belajar menjadi seorang manajer yang sesungguhnya, kita
harus mengetahui terlebih dahulu yang dimaksud dengan tanggung jawab sosial dan
etika manajerial seperti apa dan bagaimana penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari. Oleh sebab itu, kita harus mengetahui ilmu dasar dari tanggung
jawab sosial dan etika manajerial, yaitu pengertian, fungsi, manfaat, serta
peranannya. Ketika kita sudah memiliki dasar pengetahuannya, untuk menerapkan
pada kejadian nyata akan lebih mudah.
2.
Rumusan Masalah
a.
Apa sebenarnya yang
dimaksud dengan tanggung jawab sosial?
b.
Apa sebenarnya yang
dimaksud dengan etika manajerial?
c.
Bagaimana cara
menerapkan tanggung jawab sosial dan etika manajerial?
Selain makalah ini di buat untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Manajemen, dimana kelompok kami telah terlebih dahulu mendiskusikan,
makalah ini menjelaskan tentang tanggung jawab sosial dan etika manajerial.
Adapun maksud dan tujuan dari makalah yang telah kelompok kami diskusikan ini
adalah :
a.
Memahami maksud dari
tanggung jawab sosail dan etika manajerial.
b.
Memahami kriteria
pengambilan keputusan yang etis.
c.
Menerapkan tanggung
jawab sosial dan etika manajerial dalam keadaan nyata.
PEMBAHASAN
BAB II
1.
Tanggung Jawab Sosial
A.
Pengertian Tanggung
Jawab Sosial
Tanggung jawab sosial dapat didefinisikan sebagai bentuk
kepedulian lembaga terhadap lingkungan eksternal lembaga melalui bebagai
kegiatan yang dilakukan dalam rangka penjagaan lingkungan, norma masyarakat,
partisipasi pembangunan, serta berbagai bentuk tanggung jawab sosial lainnya.
Tanggung jawab sosial juga dapat diartikan sebagai suatu pengakuan dari lembaga
bahwa keputusan lembaga dapat mempengaruhi masyarakat ( komunitas dan
lingkungannya).
Selain definisi diatas masih ada definisi lain mengenai tanggung
jawab sosial yakni komitmen lembaga dalam pengembangan ekonomi yang
berkesinambungan dalam kaitannya dengan anggota, masyarakat sekitar, dan
masyarakat luas pada umumnya, dengan tujan meningkatkan kualitas hidup mereka
(WBCSD, 2002).
Sedangkan menurut Commission of the European Communities,
2001, mendefinisikan tanggung jawab sosial sebagai aktifitas yang berhubungan
dengan kebijakan-kebijikan lembaga untuk mengintegrasikan penekanan pada bidang
sosial dan lingkungan dalam operasi bisnis mereka dan interaksi dengan
stakeholder.
Adapun tanggung jawab sosial menurut Carrol yaitu dari sudut
pandang strategis, suatu lembaga bisnis perlu mempertimbangkan tanggung jawab
sosial bagi masyarakat dimana bisnis menjadi bagiannya. Carraoll menyatakan
bahwa manajer organisasi bisnis memiliki empat tanggung jawab yakni :
1.
Tanggung jawab
ekonomi, yakni memproduksi barang dan jasa yang bernilai bagi masyarakat.
2.
Tanggung jawab hukum,
yakni perusahaan diharapkan mentaati hukum yang ditentukan oleh pemerintah.
3.
Tanggung jawab etika,
yakni perusahaan diharapkan dapat mengikuti keyakinan umum mengenai bagaimana
orang harus bertindak dalam suatu masyarakat.
4.
Tanggung jawab
kebebasan memilih, yakni tanggung jawab yang diasumsikan bersifat sukarelawan.
Dari keempat tanggung jawab sosial tersebut, tanggung jawab
ekonomi dan hukum dinalai sebagai tanggung jawab dasar yang harus dimiliki
lembaga. Setelah tanggung jawab dasar terpenuhi, maka lembaga dapat memenuhi
tanggung jawab sosial lainnya, yakni dalam hal etika dan kebebasan memilih.
B.
Alasan Lembaga
Menerapkan Tanggung Jawab Sosial
Ada beberapa alasan
mengapa sebuah lembaga memutuskan untuk menerapkan tanggung jawab sosial
sebagai bagian dari aktifitas bisnisnya, yakni :
1.
Moralitas
Perusahaan harus
bertanggung jawab kepada banyak pihak yang berkepentingan terutama terkait
dengan nilai moral dan keagamaan yang dianggap baik oleh masyarakat. Hal
tersebut bersifat tanpa mengharapkan balas jasa.
2.
Pemurnian Kepentingan
Sendiri :
Perusahaan harus
bertanggung jawab terhadap pihak-pihak yang berkepentingan karena pertimbangan
kompensasi. Perusahaan berharap akan dihargai karena tindakan tanggung jawab
mereka baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
3.
Teori Investasi :
Perusahaan harus
bertanggung jawab terhadap stakeholder karena tindakan yang dilakukan akan
mencerminkan kinerja keuangan perusahaan.
4.
Mempertahankan otonomi
:
Perusahaan harus
bertanggung jawab terhadap stakeholder untuk menghindari campur tangan
kelompok-kelompok yang ada didalam lingkungan kerja dalam pengambilan keputusan
manajemen.
C.
Manfaat Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan.
1.
Manfaat bagi
Perusahaan Tanggung jawab sosial perusahaan tentunya akan menimbulkan citra
positif perusahaan di mata masyarakat dan pemerintah.
2.
Manfaat bagi
Masyarakat Selain kepentingan masyarakat terakomodasi, hubungan
masyarakat dengan
perusahaan akan lebih erat dalam situasi win-win solution .
3.
Manfaat bagi
Pemerintah Dalam hal ini pemerintah merasa memiliki partner dalam menjalankan
misi sosial dari pemerintah dalam hal tanggung jawab sosial.
D.
Strategi Pengelolaan
Tanggung Jawab Sosial Lembaga
1.
Strategi Reaktif
Kegiatan bisnis yang
melakukan strategi reaktif dalam tanggung jawab social cenderung menolak atau
menghindarkan diri dari tanggung jawab sosial.
2.
Strategi Defensif
Strategi defensif
Dalam tanggung jawab
social yang dilakukan oleh lembaga terkait dengan penggunaan pendekatan legal
atau jalur hukum untuk menghindarkan diri atau tanggung jawab sosial .
3.
Strategi Akomodatif
Strategi Akomodatif
merupakan tanggung jawab sosial yang dijalankan perusahaan dikarenakan adanya
tuntutan dari masyarakat dan lingkungan sekitar akan hal tersebut
4.
Strategi Proaktif
Perusahaan memandang
bahwa tanggung jawab sosial adalah bagian dari tanggung jawab untuk memuaskan
stakeholders . Jika stakeholders terpuaskan, maka citra positif terhadap
perusahaan akan terbangun.
2.
Etika Manajerial dalam
Bisnis
A.
Pengertian Etika
Manajerial
Etika didefinisikan sebagai consensus mengenai
standar perilaku yang diterima untuk suatu pekerjaan, perdagangan atau profesi.
Sedangkan menurut Griffin, Etika adalah pandangan, keyakinan dan nilai akan
sesuatu yang baik dan buruk, benar dan salah.
Etika manajerial adalah suatu kode etik perilaku seoarang
manajer atau pengusaha berdasarkan nilai –nilai moral dan norma yang dijadikan
tuntunan dan pedoman berprilaku dalam menjalankan kegiatan lembaga . Secara
sederhana yang dimaksud dengan etika manajerial adalah cara -cara untuk
melakukan kegiatan seoarang manajer, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan
dengan individu , lembaga, sumber daya dan juga masyarakat. Etika manajer dalam
lembaga memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu lembaga
yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan
menciptakan nilai ( value - creation ) yang tinggi, diperlukan suatu landasan
yang kokoh. Selain etika, dikenal pula istilah Moral atau Moralitas yakni
ajaran-ajaran perilaku personal berdasarkan agama atau filosofi.
Salah satu penyebab perilaku tidak etis adalah tidak adanya
standar yang berlaku bagi seluruh dunia mengenai perilaku para pelaku bisnis.
Sedangkan norma dan nilai- nilai budaya berbeda-beda untuk setiap negara dan
bahkan antara daerah geografis dan kelompok-kelompok etnis dalam suatu negara.
Selain faktor-faktor situiasional seperti pekerjaan itu sendiri, supervise dan
budaya organisasi, perilaku etnis seseorang diperngaruhi oleh tahap
perkembangan moral dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Sama seperti hirarki
kebutuhan Maslow, perkembangan moral terbentuk dari keinginan pribadi untuk
memperhatikan nilai-nilai universal.
Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh
karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk
melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur,
transparan dan sikap yang professional. Dalam menciptakan etika bisnis, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain adalah:
1.
Pengendalian diri.
2.
Pengembangan tanggung
jawab social (social responsibility).
3.
Mempertahankan jati
diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan
informasi dan teknologi.
4.
Menciptakan persaingan
yang sehat.
5.
Menerapkan konsep
“pembangunan berkelanjutan”.
6.
Menghindari sifat 5K
(Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi)
7.
Mampu menyatakan yang
benar itu benar.
8.
Menumbuhkan sikap
saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha ke bawah.
9.
Konsekuen dan
konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama.
10.
Menumbuhkembangkan
kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati.
11.
Perlu adanya sebagian
etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hokum positif yang berupa peraturan
perundang-undangan.
B.
Relativisme Moral
Relativisme Moral
mengatakan bahwa moral bersifat relative pada beberapa pribadi, social atau
standar budaya, dan tidak ada standar yang lebih baik dibanding standar
lainnya. Ada empat tipe relativisme :
1.
Naïve Relativism,
yakni keyakinan bahwa semua keputusan moral adalah sangat pribadi dan individu
memiliki hak untuk menjalani hidupnya.
2.
Role Relativism, yakni
melakukan peran sosial disertai dengan kewajiban hanya pada peran tersebut,
3.
Social Group
Relativism, yakni kepercayaan bahwa moralitas adalah suatu hal yang menyertai
norma-norma suatu kelompok.
4.
Cultural Relativism,
yakni bahwa moralitas tergantng pada budaya tertentu dalam masyarakat tertentu.
C.
Pendekatan Etika
Ada tiga pendekatan dasar terhadap perilaku etis :
1.
Pendekatan Utilitarian
: tindakan dan perencanaan harus dinilai berdasarkan akibat dari tindakan
tersebut.
2.
Pendekatan hak-hak
individual : kesadaran bahwa manusia memiliki hak- hak dasar yang harus
dihormati dalam semua keputusan.
3.
Pendekatan Peradilan :
pemahaman bahwa pembuatan keputusan harus wajar, adil dan tidak bias dalam
mendistribusikan keuntungan dan kerugian bagi individual dan bagi kelompok
B.
Berikut adalah contoh
dari tindakan tidak etis atau tidak legal dalam sebuah manajemen perusahaan :
a.
Penggunaan obat-obatan
terlarang
b.
Pencurian oleh Para
Pekerja atau Korupsi
c.
Konflik Kepentingan
d.
Pengawasan Kualitas
atau
e.
Quality Control
f.
Penyalahgunaan
informasi yang bersifat rahasia
g.
Penyelewengan dalam
pencatatan keuangan
h.
Penyalahgunaan
penggunaan asset perusahaan
i.
Pemecatan tenaga kerja
j.
Polusi Lingkungan
k.
Cara bersaing dari
Perusahaan yang dianggap tidak etis
l.
Penggunaan pekerja
atau tenaga kerja di bawah umur
m.
Pemberian hadiah
kepada pihak- pihak tertentu yang terkait dengan pemegang kebijakan.
E.
Manfaat Etika
Manajerial
1.
Pengendalian diri
2.
Pengembangan tanggung
jawab sosial lembaga
3.
Mempertahankan jati
diri dan tidak mudah untuk terombang ambing oleh pesatnya perkembangan
informasi dan teknologi
4.
Dapat menciptakan
persaingan yang sehat antar perusahaan maupun organisasi
5.
Menerapkan konsep
“pembangunan berkelanjutan”
6.
Guna menghindari sifat
KKN ( Korupsi, Kolusi dan Nepotisme ) yang dapat merusak tatanan moral
7.
Dapat mampu menyatakan
hal benar itu adalah benar
8.
Membentuk sikap saling
percaya antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah
9.
Dapat konsekuen dan
konsisten dengan aturan-aturan yang telah disepakati bersama
10.
Menumbuhkembangkan
kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah dimiliki.
F.
Peran etika bisnis
bagi perusahaan :
1.
Nilai-nilai Perusahaan
Nilai-nilai perusahaan
merupakan landasan moral dalam mencapai visi dan misi perusahaan. Oleh karena
itu, sebelum merumuskan nilai-nilai perusahaan, perlu dirumuskan visi dan misi
perusahaan. Walaupun nilai-nilai perusahaan pada dasarnya universal, namun dalam
merumuskannya perlu disesuaikan dengan sektor usaha serta karakter dan letak
geografis dari masing- masing perusahaan. Nilai-nilai perusahaan yang universal
antara lain adalah terpercaya, adil dan jujur.
2.
Pedoman Perilaku
Pedoman perilaku
merupakan penjabaran nilai-nilai perusahaan dan etika bisnis dalam melaksanakan
usaha sehingga menjadi panduan bagi organ perusahaan dan semua karyawan
perusahaan; Pedoman perilaku mencakup panduan tentang benturan kepentingan,
pemberian dan penerimaan hadiah dan donasi, kepatuhan terhadap peraturan,
kerahasiaan informasi, dan pelaporan terhadap perilaku yang tidak etis.
3.
Benturan Kepentingan
Benturan kepentingan
adalah keadaan dimana terdapat konflik antara kepentingan ekonomis perusahaan
dan kepentingan ekonomis pribadi pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan
Direksi, serta karyawan perusahaan; Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya,
anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan harus senantiasa
mendahulukan kepentingan ekonomis perusahaan diatas kepentingan ekonomis
pribadi atau keluarga, maupun pihak lainnya; Anggota Dewan Komisaris dan
Direksi serta karyawan perusahaan dilarang menyalahgunakan jabatan untuk
kepentingan atau keuntungan pribadi, keluarga dan pihak-pihak lain; Dalam hal
pembahasan dan pengambilan keputusan yang mengandung unsur benturan
kepentingan, pihak yang bersangkutan tidak diperkenankan ikut serta; Pemegang
saham yang mempunyai benturan kepentingan harus mengeluarkan suaranya dalam
RUPS sesuai dengan keputusan yang diambil oleh pemegang saham yang tidak
mempunyai benturan kepentingan; Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi
serta karyawan perusahaan yang memiliki wewenang pengambilan keputusan
diharuskan setiap tahun membuat pernyataan tidak memiliki benturan kepentingan
terhadap setiap keputusan yang telah dibuat olehnya dan telah melaksanakan
pedoman perilaku yang ditetapkan oleh perusahaan.
4.
Pemberian dan
Penerimaan Hadiah dan Donasi
Setiap anggota Dewan
Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan dilarang memberikan atau
menawarkan sesuatu, baik langsung ataupun tidak langsung, kepada pejabat Negara
dan atau individu yang mewakili mitra bisnis, yang dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan; Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta
karyawan perusahaan dilarang menerima sesuatu untuk kepentingannya, baik
langsung ataupun tidak langsung, dari mitra bisnis, yang dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan; Donasi oleh perusahaan ataupun pemberian suatu aset
perusahaan kepada partai politik atau seorang atau lebih calon anggota badan
legislative maupun eksekutif, hanya boleh dilakukan sesuai dengan peraturan
perundang- undangan. Dalam batas kepatutan sebagaimana ditetapkan oleh
perusahaan, donasi untuk amal dapat dibenarkan; Setiap anggota Dewan Komisaris
dan Direksi serta karyawan perusahaan diharuskan setiap tahun membuat
pernyataan tidak memberikan sesuatu dan atau menerima sesuatu yang dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan.
5.
Kepatuhan terhadap
Peraturan Organ lembaga dan karyawan
perusahaan harus
melaksanakan peraturan perundang-undangan dan peraturan perusahaan; Dewan
Komisaris harus memastikan bahwa Direksi dan karyawan perusahaan melaksanakan
peraturan perundang-undangan dan peraturan perusahaan; Perusahaan harus
melakukan pencatatan atas harta, utang dan modal secara benar sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum.
6.
Kerahasiaan Informasi
Anggota Dewan
Komisaris dan Direksi, pemegang saham serta karyawan perusahaan harus menjaga
kerahasiaan informasi perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan,
peraturan perusahaan dan kelaziman dalam dunia usaha; Setiap anggota Dewan
Komisaris dan Direksi, pemegang saham serta karyawan perusahaan dilarang
menyalahgunakan informasi yang berkaitan dengan perusahaan, termasuk tetapi
tidak terbatas pada informasi rencana pengambil-alihan, penggabungan usaha dan
pembelian kembali saham; Setiap mantan anggota Dewan Komisaris dan Direksi
serta karyawan perusahaan, serta pemegang saham yang telah mengalihkan
sahamnya, dilarang mengungkapkan informasi yang menjadi rahasia perusahaan yang
diperolehnya selama menjabat atau menjadi pemegang saham di perusahaan, kecuali
informasi tersebut diperlukan untuk pemeriksaan dan penyidikan sesuai dengan
peraturan perundang undangan, atau tidak lagi menjadi rahasia milik perusahaan.
7.
Pelaporan terhadap
pelanggaran Pedoman Perilaku
Dewan Komisaris
berkewajiban untuk menerima dan memastikan bahwa pengaduan tentang pelanggaran
terhadap etika bisnis dan pedoman perilaku perusahaan diproses secara wajar dan
tepat waktu; Setiap perusahaan harus menyusun peraturan yang menjamin
perlindungan terhadap individu yang melaporkan terjadinya pelanggaran terhadap
etika bisnis dan pedoman perilaku perusahaan.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
A.
Tanggung jawab sosial
merupakan suatu bentuk kepedulian lembaga/ organisasi terhadap lingkungan yang
memiliki kebijakan dalam berkomitmen dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup
mereka. Adanya atau terciptanya tanggung jawab sosial tidak mungkin terlaksana
apabila kita tidak memiliki strategi dalam pengelolaan tanggung jawab sosial,
dalam makalah ini menjelaskan empat macam strategi pengelolaan tanggung jawab
sosial, yaitu strategi reaktif, strategi defentif, strategi akomodatif, dan
strategi proaktif.
B.
Etika manajerial
merupakan kode etik atau peraturan standar berprilaku seorang manajer terhadap
lembaga/ organisasi sesuai dengan norma dan pedoman. Dengan adanya kode etik/
atau aturan dalam berprilaku, mungkin akan sangat sulit apabila aturan tersebut
tidak memiliki strategi dalam bertindak atau mengambil keputusan. Oleh karena
itu, pendekatan etika sangat penting di dalam suatu organisasi/ lembaga. Pendekatan
etika tersebut, yakni pendekatan utilitarian, pendekatan hak-hak individual,
dan pendekatan peradilan.
2.
Kritik dan Saran
Demikian makalah ini kami buat, namun pastinya
masih mempunyai banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, maka dari itu
kami berharap para pembaca sudi dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini berguna
bagi penulis, khususnya juga kepada para pembaca. Apabila terdapat kesalahan
dalam penulisan makalah ini mohon dimafkan. Sekian dan terimakasih.
0 comments:
Post a Comment