A. Pendekatan
Management Science Aliran kuantitatif (management science)
Merupakan ilmu
manajemen yang berdasarkan teknik-teknik matematis untuk pemecahan masalah dan pembuatan
keputusan, biasanya digunakan dalam kegiatan seperti penganggaran modal,
manajemen aliran khas, scheduling
produksi, pengembangan strategi produk,
perencanaan program pengembangan sumber daya
manusia dan sebagainya
.
Pendekatan modern (modern approaches), yaitu pendekatan pada studi manajemen
dengan pandangan sistem dan pemikiran kontingensi berdasarkan komitmen terhadap
mutu dan kinerja yang tinggi.
B. Pendekatan Manajemen
Modern
Berkembangnya pendekatan dalam ilmu manajemen menunjukkan bahwa tidak ada satu
teoriyang dapat diterapkan secara universal dalam segala situasi.Perkembangan
teori manajemen terus mengalami penyesuaian seiring tuntutan lingkungan
organisasi yang berubah secara dinamis.Sehingga manajer dan organisasi harus
menanggapi perbedaan-perbedaan tersebut melalui strategi manajerial memberi
kesempatan terhadap perkembangan sejumlah bakat dan kemampuan anggota-anggota
organisai.Landasan utama pendekatan ini adalah manajemen sebagai sistem dan
manajemen dengan pendekatan kontingensi.
Ø Pendekatan Sistem
(System Approaches)Pendekatan sistem dalam manajemen artinya memandang
organisasi sebagai suatu satu kesatuan yang menyeluruh yang terdiri dari
bagian-bagian yang saling berhubungan dan sebagai bagian dari lingkungan
eksternal yang lebih luas. Pada dasarnya sistem merupakan sub sistem-sub sistem
yang saling berhubungan dan saling
Ø bergantung. Manajemen memandang sistem sebagai
sistem tertutup dan sistem terbuka. Manajemen sistem
tertutup memusatkan pada hubungan-hubungan dan konsistensi internal (kesatuan
perintah, rentang kendali, wewenang dan delegasi) sedangkan sistem terbuka
mempertimbangkan pengaruh lingkungan, tetapi secara fungsional tidak menghubungkannya
dengan konsep-konsep dan teknik-teknik manajemen yang mengarahkan ke pencapaian
tujuan.
Ø Pendekatan
Kontingensi (Contingency Approaches)Pendekatan ini
memandang bahwa
tugas manajer adalah mengidentifikasikan teknik di
manapada situasi
tertentu, di bawah keadaan tertentu dan pada waktu tertentuakan membantu pencapaian tujuan manajemen.Perbedaan
kondisi dan situasi
membutuhkan aplikasi
dan teknik manajemen yang berbeda,karena tidak ada teknik, prinsip dan konsep
universal yang dapat diterapkan dalam seluruh kondisi. Pendekatan ini
memasukkan variable-variabel lingkungan dalam analisanya, karena perbedaan
kondisi lingkungan akan memerlukan aplikasi konsep dan teknik manajemen yang
berbeda pula.
C. Pendekatan Manajemen
Klasik
Aliran klasik, terdiri dari :
a) Manajemen
Ilmiah
tokoh
utama aliran ini adalah Frederick Winslow Taylor yang menulis buku Scientific
Management.Taylor memberikan prinsip-prinsip dasar penerapan pendekatan ilmiah
pada manajemen dan mengembangkan teknik-teknik untuk mencapai efisiensi.
Teori Manajemen -
Manajemen Ilmiah (Frederick Winslow Taylor)
Manajemen ilmiah, atau dalam bahasa Inggris disebut scientific management,
pertama kali dipopulerkan oleh Frederick Winslow Taylor dalam bukunya yang
berjudul Principles of Scientific Management pada tahun 1911. Dalam bukunya
itu, Taylor mendeskripsikan manajemen ilmiah adalah "penggunaan metode
ilmiah untuk menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan suatu pekerjaan."
Beberapa penulis seperti Stephen Robbins menganggap tahun terbitnya buku ini
sebagai tahun lahirya teori manajemen modern.Ide tentang penggunaan metode
ilmiah muncul ketika Taylor merasa kurang puas dengan ketidakefesienan pekerja
di perusahaannya. Ketidakefesienan itu muncul karena mereka menggunakan
berbagai macam teknik yang berbeda untuk pekerjaan yang sama-sama nyaris tak
ada standar kerja di sana. Selain itu, para pekerja cenderung menganggap
gampang pekerjaannya.Taylor berpendapat bahwa hasil dari para pekerja itu
hanyalah sepertiga dari yang seharusnya. Taylor kemudian, selama 20 tahun,
berusaha keras mengoreksi keadaan tersebut dengan menerapkan metode ilmiah
untuk menemukan sebuah "teknik paling baik" dalam menyelesaikan
tiap-tiap pekerjaan. Berdasarkan pengalamannya itu, Taylor membuat sebuah
pedoman yang jelas tentang cara meningkatkan efesiensi produksi. Pedoman
tersebut adalah: Kembangkanlah suatu ilmu bagi tiap-tiap unsur pekerjaan
seseorang, yang akan menggantikan metode lama yang bersifat untung-untungan.
Secara ilmiah, pilihlah dan kemudian latihlah, ajarilah, atau kembangkanlah
pekerja tersebut.Bekerja samalah secara sungguh-sungguh dengan para pekerja
untuk menjamin bahwa semua pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip
ilmu yang telah dikembangkan tadi.Bagilah pekerjaan dan tanggung jawab secara
hampir merata antara manajemen dan para pekerja.Manajemen mengambil alih semua
pekerjaan yang lebih sesuai baginya daripada bagi para pekerja.Pedoman ini
mengubah drastis pola pikir manajemen ketika itu.Jika sebelumnya pekerja
memilih sendiri pekerjaan mereka dan melatih diri semampu mereka, Taylor
mengusulkan manajemenlah yang harus memilihkan pekerjaan dan
melatihnya.Manajemen juga disarankan untuk mengambil alih pekerjaan yang tidak
sesuai dengan pekerja, terutama bagian perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, dan pengontrolan.Hal ini berbeda dengan pemikiran sebelumnya di
mana pekerjalah yang melakukan tugastersebut.Manajemen ilmiah kemudian
dikembangkan lebih jauh oleh pasangan suami-istri Frank dan Lillian
Gilbreth.Keduanya tertarik dengan ide Taylor setelah mendengarkan ceramahnya
pada sebuah pertemuan profesional.
Empat prinsip dasar
manajemen ilmiah, yaitu :
1. Pengembangan
metode-metode ilmiah dalam manajemen, agar metode yang paling baik
untuk pelaksanaan setiap pekerjaan dapat ditentukan.
2. Seleksi ilmiah untuk
karyawan, agar setiap karyawan dapat diberikan tanggung jawab atas suatu tugas
sesuai dengan kemampuannya.
3. Pendidikan dan
pengembangan ilmiah karyawan
4. Kerjasama yang baik
antara manajemen dan karyawan
Teknik pencapaian efisiensi yang dikembangkan untuk melaksanakan
prinsip-prinsip tersebut
adalah studi gerak dan waktu, pengawasan fungsional, sistem upah
perpotongan
differensial,kartu instruksi, pembelian dengan spesifikasi dan
standardisasi pekerjaan, peralatan, dantenaga
kerja.
b) Prinsip-Prinsip
Administratif
tokoh utama aliran ini adalah Henry Fayol, indsutrialis Perancis yang menulis
buku ‘Administration Industriele et Generale’, mengemukakan 5 unsur
manajemen POACC (fungsionalisme Fayol).
Fayol membagi
operasi perusahaan menjadi enam kegiatan yang saling bergantung yaitu :
1. Teknik,
produksi dan manufacturing produk.
2. Komersial,
pembelian bahan baku dan penjualan produk
3. Keuangan,
perolehan dan penggunaan modal
4. Keamanan,
melindungi para karyawan dan kekayaan perusahaan
5. Akuntansi,
pelaporan dan pencatatan keuangan
6. Manajerial,
penerapan fungsi POACC
Empat belas prinsip
manajemen Fayol yaitu :
1. Pembagian kerja,
spesialisasi meningkatkan efisiensi pelaksanaan kerja
2. Wewenang, hak untuk
memberi perintah dan untuk dipatuhi
3. Disiplin, respek,
dan ketaatan pada peranan dan tujuan organisasi
4. Kesatuan perintah,
setiap karyawan hanya menerima intruksi tentang kegiatan tertentu dariseorang
atasan.
5. Kesatuan pengarahan,
operasi-operasi organisasi yang mempunyai tujuan yang sama harus diarahkan oleh
seorang manajer dengan penggunaan satu rencana.
6. Meletakkan
kepentingan pribadi di bawah kepentingan umum.
7. Balas jasa,
kompensasi untuk pekerjaan yang dilaksanakan harus adil bagi karyawan dan pemilik.
8. Sentralisasi, ada
keseimbangan yang tepat antara sentralisasi (pengambilan keputusan terpusat)
dan desentralisasi (memberikan peranan dalam pembuatan keputusan kepada
karyawan.
9. Rantai scalar, garis
perintah dan wewenang yang jelas.
10. Order, kebutuhan
sumber daya harus ada pada waktu dan tempat yang tepat.
11. Keadilan, harus ada
persamaan perlakuan dalam organisasi.
12. Kestabilan staff,
tingkat perputaran karyawan yang tinggi tidak baik untuk
perkembanganperusahaan.
13. Inisiatif, adanya
kebebasan karyawan menjalankan pekerjaan sesuai rencana pertama.
14. Semangat korps,
kesatuan adalah kekuatan, menekankan mendorong komunikasi lisan bila
memungkinkan. Marry Parker Follet memberikan pandangan terhadap prinsip-prinsip
administratif dalam bukunya ‘Dynamic Administration: The Collected Papers of
Mary Parker Follet´ sebagai berikut :
Tugas manajer adalah
membantu karyawan untuk saling bekerja sama mencapai kepentingan-kepentingan
yang terintegrasi.Rasa memiliki terhadap perusahaan menciptakan rasa tanggung
jawab kolektif. Permasalahan dalam bisnis melibatkan banyak factor yang harus
dipertimbangkan berkaitan dengan hubungan antar faktor pemberian pelayanan
dan keuntungan perusahaan harus dikaitkan dengan kesejahteraan masyarakat.
c) Teori Organisasi
Birokrasi,
yang dikemukakan Max Waber menyatakan tentang konsep birokrasi yaitu : sebuah
bentuk organisasi yang ideal dengan tujuan yang rasional serta sangat efisien
yang didasarkan atas prinsip-prinsip yang masuk akal, teratur serta wewenang
formal.
Beberapa
karakteristik konsep birokrasi Weber, yaitu pembagian tugas yang jelas,
pekerjaan ditentukan secara jelas menjadikan karyawan lebih terampil terhadap
pekerjaan itu. Hierarki wewenang yang jelas, posisi wewenang dan tanggung jawab
ditentukan dengan jelas, setiap posisi melaporkan pada posisi lain yang lebih
tinggi. Aturan dan prosedur formal, petunjuk tertulis yang mengatur setiap
perilaku dan keputusan dibuat secara formal.Impersonal, aturan dan prosedur
diterapkan secara menyeluruh, tidak ada yang mendapat perlakuan khusus.Jenjang
karier didasarkan atas kualitas, karyawan dipilih dan dipromosikan berdasarkan
kemampuan dan kinerja, manajer harus karyawan yang profesional.
1.2 ManajemenKontemporer
Beberapa pendekatan sudah dibicarakan dimuka, dimana pendekatan-pendekatan
tersebut mengalami perkembangan. Ada beberapa perkembangan yang cenderung
mengintegrasikan pendekatan-pendekatan sebelumnya, menjadikan batas-batas
pendekatan yang telah dibicarakan menjadi tidak jelas. Namun demikian ada
pendekatan yang tetap berakar pada pendekatan-pendekatan tertentu. Bagian
berikut ini akan membicarakan pendekatan baru dalam manajemen :
A. PendekatanSistem
Sistem dapat diartikan sebagai gabungan sub-sub sistem yang saling berkaitan.
Organisasi sebagai suatu system akan dipandang secara keseluruhan, terdiri dari
bagian-bagian yang berkaitan (sub-sistem), dan sistem/organisasi tersebut akan
berinteraksi dengan lingkungan.
Pada
proses selanjutnya pendekatan inilah yang selama ini digunakan dalam system
manajemen pendidikan di indonesia. Sebelum munculnya system
pendekatan-pendekatan yang baru.
Input
organisasi
: dari lingkungan, contoh : bahan mentah, manusia, modal keuangan,dan
informasi
Proses
Transformasi : kegiatan dalam organisasi, contoh
: system produksi, system pengendalian, administrasi
Output
: kelingkungan, contoh : produk, keuntungan, informasi
Feedback
:Umpanbalik
B. PendekatanSituasional
(Contingency)
Pendekatan
ini menganggap bahwa efektivitas manajementer gantung pada situasi yang melatar
belakanginya. Prinsip manajemen yang sukses pada situasi tertentu, belum tentu
efektif apabila digunakan di situasilainnya. Tugas manajer adalah mencari
teknik yang paling baik untuk mencapai tujuan organisasi, dengan melihat
situasi, kondisi, dan waktu yang tertentu.Pendekatan situasi onal memberikan
“reseppraktis” terhadap persoalan manajemen. Tidak mengherankan jika pendekatan
ini dikembangkan manajer, konsultan, atau peneliti yang banyak berkecimpung
dengan dunia nyata. Pendekatan ini menyadarkan manajer bahwa kompleksitas
situasi manajerial, membuat manajerfleksibel atau sensitive dalam memilih
teknik-teknik manajemen yang terbaik berdasarkan situasi yang ada.
Namun
pendekatan ini dalam perkembangannya dikritik karena tidak menawarkan sesuatu
yang baru. Pendekatan ini juga belum dapat dikatakan sebagai aliran atau disiplin
manajemen baru, yang mempunyai batas-batas yang jelas.
C. PendekatanHubunganManusiaBaru
(Neo-Human Relation)
Pendekatan ini berusaha
mengintegrasikan sis positif manusia dan manajemen ilmiah. Pendekatan ini
melihat bahwa manusia merupakan makhluk yang emosional, intuitif, dan kreatif.
Dengan memahami kedudukan manusia tersebut, prinsip manajemen dapat dikembangkan
lebih lanjut. Tokoh yang dapat disebut mewakili aliran ini adalah W. Edward
Deming, yang mengembangkan prinsip-prinsip manajemen seperti Fayol yang
berfokus pada kualitas kerja dan hubungan antar karyawan.
Theory
Z-How American Business Can Meet the Japanese Challenge. Menggabungkan
manajemen gaya Amerika Serikat (tipe A) dengan gaya Jepang (tipe J). Perbedaan
:
· Jangka
waktu ikatan kerja
· Cara
pengambilan keputusan
· Lokasi
tanggung jawab
· Jangka
waktu evaluasi & promosi
· Mekanisme
pengendalian
· Spesialisasi
karir
· Perhatian
terhadap karyawan
Contoh
:perusahaan Jepang diwakili oleh ikatan kerja seumur hidup dan pengambilan
keputusan bersama. Perusahaan Amerika yang sukses ternyata tidak
menerapkan tipe Akonvensional. Perusahaan tersebut menggabungkan prinsip tipe A
dengan tipe J. Sebagai contoh, perusahaan tersebut menerapkanikatan kerja
jangka waktu lama, dalam arti tidak pendek sepert itipe A dan tidak seumur hidup
seperti tipe J. Ouchi menyerahkan pengambilan keputusan bersifat partisipatif
melibatkan sejumlah besar karyawan, dan tanggung jawab merupakan fungsi
bersama, hasil dari proses kelompok atau tim.
0 comments:
Post a Comment