Seseorang yang dimuliakan adalah ia yang bermanfaat bagi sesamanya, Semoga Blog ini bermanfaat untuk anda :)

Sunday, 18 May 2014

AKUNTANSI PRODUK SAMPINGAN



I. Produk Sampingan (By Product) adalah produk yang diproduksi bersama-sama dengan produk lain tetapi mempunyai harga jual yang relatif lebih rendah dari produk lainnya.

II. Karakteristik Produk Sampingan
a) Dihasilkan bersama dengan produk utama dalam suatu proses atau serangkaian proses tanpa dimaksudkan untuk membuat produk ini.
b) Nilai penjualan adalah relatif lebih kecil atau tidak berarti, bila dibandingkan dengan produk-produk utama.
c) Dihasilkan dalam jumlah unit atau kuantitas yang lebih sedikit.
d) Kadang-kadang memerlukan pengolahan lebih lanjut dan pembungkusan.
e) Produk ini tidak dapat dihasilkan tanpa memproduksi produk-produk utama.

III. Akuntansi Untuk Produk Sampingan
Metode Akuntansi yang digunakan untuk memperlakukan produk sampingan dapat dibagi menjadi 2 golongan :


1. Metode yang hanya melakukan pencatatan terhadap hasil penjualan produk sampingan, tanpa menghitung harga pokok produk sampingan tersebut (metode tanpa harga pokok / Non Cost Method).

Dalam metode ini biaya-biaya produksi hanya dibebankan ke produk utama, kemudian hasil penjualan produk sampingan dicatat langsung sebagai pendapatan / pengurang terhadap biaya-biaya produksi.
Dalam metode ini terdapat beberapa cara perlakuan terhadap hasil penjualan produk sampingan sebagai berikut :


a) Hasil penjualan produk sampingan diperlakukan sebagai pendapatan lain-lain / pendapatan diluar usaha.
b) Hasil penjualan produk sampingan diperlakukan sebagai tambahan terhadap hasil penjualan produk utama. Dengan demikian dalam cara ini pendapatan usaha bertambah.
c) Hasil produk sampingan diperlakukan mengurangi harga pokok penjualan.
d) Hasil penjualan produk sampingan diperlakukan mengurangi total biaya produksi.
e) Nilai pasar produk sampingan dikurangkan ke total biaya produksi (Metode Nilai Pasar / reversal Cost Method)

2. Metode yang membebankan biaya-biaya produksi ke produk utama dan produk sampingan (Metode Harga Pokok / Cost Method)

Dalam metode ini biaya-biaya produksi dialokasikan baik ke produk utama maupun produk sampingan. Sedangkan harga pokok produk sampingan ditetapkan sebesar harga beli / nilai pengganti (Replacement Cost) yang berlaku di pasar. Harga pokok tersebut di kredit perkiraan “ Barang Dalam Proses Bahan Baku ”. Dengan demikian biaya produksi (bahan baku) untuk produk utama berkurang.

 

AKUNTANSI  PRODUK  SAMPINGAN
Klasifikasinya
1.produk sampingan siap di jual setelah titik pemisahan
2. produk sampingan perlu di proses setelah titik pemisahan dan baru bisa di jual setelah pemrosesan.


Metode penghitungan harga pokok produk sampingan
1.         Metode Pengakuan pendapatan kotor

a.hasil penjualan produk sampingan di berlakukan sebagai pendapatan lain-lain

b.Hasil penjualan produk sampingan di berlakukan sebagai hasil penjualan tambahan.

c. Hasil penjualan produk sampingan di berlakukan sebagai pengurangan dari harga pokok.

d.hasil penjualan produk sampingan di berlakukan sebagai pengurangan total biaya produksi produk  utama


2.         Metode pengakuan pendapatan bersih

Penjualan produk sampingan setelah di kurangi dengan biaya pemasaran dan administrasi serta biaya pemrosesan lanjutan,di berlakukan seperti metode 1.

 

3.         metode biaya pengganti (replacement cost)

jumlah produk sampingan yang di pergunakan sebagai bahan di nilai dengan harga pengganti yang berlaku di pasar.


4.         Metode nilai pasar (metode biaya reversal)
nilai suatu produk sampingan di tetukan dengan taksiran biaya produk  sampingansaat titik pisah.

 

3.      Akuntansi Produk Sampingan

            Perlakuan akuntansi produk sampingan ada dua cara, yaitu tidak mendapat  alokasi biaya bersama dan mendapat alokasi biaya bersama.

a. Produk sampingan tidak mendapat alokasi biaya bersama (biaya bersama dibebankan semuanya ke produk utama), terdiri atas dua 2 metode, yaitu:

1).  Metode Pendapatan Kotor

Pendapatan kotor dari penjualan produk sampingan disajikan dalam Laporan Rugi-Laba sebagai pendapatan lain-lain (menambah laba operasi), menambah penjualan produk utama, mengurangi harga pokok penjualan produk utama, mengurangi biaya produksi total produk utama,

a). Pendapatan lain-lain

Contoh:

Penjualan (produk utama 10.000 unit @ Rp100)                       Rp1.000.000

Harga Pokok Penjualan:

            Sediaan awal (1.000 unit @ Rp85)              Rp     85.000

            Biaya produksi total (11.000 unit @ Rp85)            Rp   935.000

Biaya barang tersedia untuk dijual             Rp1.020.000

            Sediaan akhir (2.000 unit @ Rp85)             Rp   170.000

                                                                                   Rp   850.000Laba kotor                                                                     Rp   150.000

Biaya pemasaran dan administrasi             Rp     50.000

Laba operasi                                                   Rp   100.000

Pendapatan lain-lain:

            Penjualan produk sampingan                                   Rp    40.000

Laba sebelum pajak                                       Rp  140.000

 

 

Jurnal pendapatan penjualan produk sampingan:

Kas / Piutang Dagang                                   Rp40.000

            Penjualan produk sampingan                                  Rp40.000

 

b). Menambah penjualan produk utama

Contoh:

Penjualan (produk utama 10.000 unit @ Rp100)                          Rp1.000.000

Pendapatan penjualan produk sampingan   40.000 Rp1.040.000

 

 

 

Harga Pokok Penjualan:

            Sediaan awal (1.000 unit @ Rp85)              Rp     85.000

            Biaya produksi total (11.000 unit @ Rp85)            Rp   935.000

Biaya barang tersedia untuk dijual             Rp1.020.000

            Sediaan akhir (2.000 unit @ Rp85)             Rp   170.000

                                                                                   Rp  850.000

Laba kotor                                                                                         Rp  190.000

Biaya pemasaran dan administrasi                         Rp    50.000

Laba operasi                                                               Rp  140.000

 

 

 

Jurnal pendapatan penjualan produk sampingan:

Kas / Piutang Dagang                                   Rp40.000

            Penjualan produk sampingan                                  Rp40.000

 

c). Mengurangi harga pokok penjualan produk utama

Contoh:

Penjualan (produk utama 10.000 unit @ Rp100)                          Rp1.000.000

Harga Pokok Penjualan:

            Sediaan awal (1.000 unit @ Rp85)              Rp     85.000

            Biaya produksi total (11.000 unit @ Rp85)            Rp   935.000

Biaya barang tersedia untuk dijual             Rp1.020.000

            Sediaan akhir (2.000 unit @ Rp85)             Rp   170.000

                                                                                               Rp  850.000

Pendapatan penjualan produk sampingan   (Rp   40.000)Rp  810.000

Laba kotor                                                                                         Rp  190.000

Biaya pemasaran dan administrasi                         Rp    50.000

Laba operasi                                                   Rp  140.000

 

Jurnal pendapatan penjualan produk sampingan:

Kas / Piutang Dagang                                   Rp40.000

            Penjualan produk sampingan                                  Rp40.000

 

d).   Mengurangi biaya produksi total produk utama

Metode ini mengakibatkan biaya per unit produk utama berubah, sehingga nilai sediaan akhir juga berubah. 

Contoh:

Sediaan awal per unit berubah menjadi Rp80, disebabkan biaya produksi produk utama dikurangi pendapatan penjualan produk sampingan pada periode sebelumnya.

 

Penjualan (produk utama 10.000 unit @ Rp100)                                      Rp1.000.000

Harga Pokok Penjualan:

            Sediaan awal (1.000 unit @ Rp80)                              Rp  80.000

            Biaya produksi total (11.000 unit @ Rp85)   Rp935.000

            Pendapatan penjualan produk sampingan    Rp  40.000

Biaya produksi neto                                                      Rp895.000

            Biaya barang tersedia untuk dijual                            

            (12.000 unit @ Rp     81,25)                          Rp975.000

            Sediaan akhir (2.000 unit @ Rp81,25)                    Rp162.500

                                                                                               Rp  812.500

Laba kotor                                                                                                     Rp  187.500

Biaya pemasaran dan administrasi                                     Rp    50.000

Laba operasi                                                               Rp  137.500

 

Jurnal pendapatan penjualan produk sampingan:

Kas / Piutang Dagang                                   Rp40.000

            Biaya Produksi Produk Utama                               Rp40.000

 

2).  Metode Pendapatan Bersih

Pada metode ini, pendapatan dari penjualan produk sampingan dikurangi dengan seluruh biaya yang terjadi setelah titik pisah. Biaya setelah titik pisah meliputi biaya administrasi, biaya pemasaran dan biaya pemrosesan lebih lanjut produk sampingan. Pendapatan bersih produk sampingan disajikan dalam laporan Rugi-Laba sebagai:

a). Pendapatan lain-lain

b). Menambah pendapatan penjualan produk utama

c). Mengurangi harga pokok penjualan produk utama

d).   Mengurangi biaya total produksi produk utama

 

b. Produk sampingan mendapat alokasi biaya bersama

Biaya produk sampingan meliputi biaya bersama yang dialokasikan ke produk sampingan ditambah dengan biaya setelah titik pisah (biaya pemrosesan produk sampingan lebih lanjut). Metode untuk menentukan jumlah biaya bersama yang dialokasikan ke produk sampingan ada dua, yaitu:

1). Metode Biaya Pengganti

Metode ini diterapkan pada perusahaan yang produk sampingannya digunakan sebagai bahan dalam proses produksinya, sehingga tidak membeli dari pemasok. Biaya bersama dialokasikan ke produk sampingan sebesar harga beli atau biaya pengganti produk tersebut di pasar.

 

2). Metode Biaya Reversal / Harga Pasar

Pada metode ini biaya bersama dialokasikan ke produk sampingan sebesar taksiran biaya produk sampingan pada saat titik pisah. Taksiran biaya produk sampingan dihitung dengan cara nilai / harga pasar produk sampingan dikurangi taksiran laba kotor, taksiran biaya pemasaran, taksiran biaya administrasi dan umum, dan taksiran biaya proses lanjut produk sampingan. Rumusnya sebagai berikut:

 

                        Nilai pasar produk sampingan                                            xx

                        Dikurangi:

                                    Taksiran laba kotor                                      xx

                                    Taksiran biaya pemasaran                           xx

                                    Taksiran biaya administrasi & umum        xx

              Taksiran biaya proses lanjut                                    xx

                                                                                                                        xx

*      Taksiran biaya produk sampingan                                     xx

*       

*       

*       

*       

*       

*      Contoh:

Elemen                                                           Produk utama                       Produk sampingan

Biaya bahan baku                             Rp3.000.000              

Biaya tenaga kerja langsung                                                             4.000.000

BOP                                                                                                                 2.000.000

Total biaya produksi (40.000 unit)              Rp9.000.000  

Nilai pasar (5.000 unit @ Rp100)                                                                Rp500.000

Taksiran laba kotor terdiri atas:

            Laba kotor (20% dari harga jual)                                       Rp100.000

            Biaya pemasaran & adm (5% dari harga jual)                  25.000

                                                                                                     Rp125.000

                                                                                                   Rp375.000

Taksiran biaya produksi setelah pemisahan:                                            

            Biaya bahan baku                                                                 Rp70.000                   

            Biaya tenaga kerja langsung                                                     80.000

            BOP                                                                                                                 20.000

                                                                                                      Rp170.000

Taksiran nilai produk sampingan saat titik pisah dikurangkan ke produk utama                                                                     Rp205.000                                                                                                      *Rp205.000

Biaya produk utama                                 **Rp8.795.000

Ditambah dengan biaya produksi sesungguhnya setelah pemisahanRp  80.000

Biaya produk sampingan                                                     Rp285.000

Total jumlah unit                                          40.000                               5.000        

Biaya produk per unit                                              Rp220                                     Rp57

 

Catatan:

Tanda * adalah taksiran nilai produk sampingan pada saat titik pisah

Tanda ** adalah biaya produk utama setelah dikurangi biaya produk sampingan

 

Soal-soal:

1).    PT Z menghasilkan produk utama dan produk sampingan. Biaya produksi bersama sebesar Rp200.000. Setelah titik pisah, dikeluarkan biaya sebesar Rp150.000 untuk menyelesaikan produk utama, dan Rp5.000 untuk menyelesaikan produk sampingan. Produk utama memiliki harga pasar sebesar Rp400.000, sedangkan produk sampingan harga pasarnya sebesar Rp20.000. Tidak ada sediaan akhir.

            Diminta:

a). Metode pendapatan bersih digunakan untuk mencatat produk sampingan sebagai pendapatan lain-lain dan beban pemasaran serta administrasi produk tersebut sama dengan nol. Berapa jumlah pendapatan lain-lainnya? Sajikan dalam laporan Laba-Rugi?

b). Manajemen mengalokasikan beban pemasaran dan administrasi sebesar Rp2.000 ke produk sampingan dan memperoleh laba kotor sebesar 10% dari harga jual. Dengan menggunakan metode harga pasar, hitunglah jumlah biaya bersama yang dialokasikan ke produk sampingan.

 

2).    PT Y memproduksi satu produk utama dan dua produk sampingan, A dan B. Untuk bulan April, tersedia data sebagai berikut:

                                                            Produk Utama           Produk Sampingan  

                                                              A                 B                                               Total

Penjualan                               Rp75.000            Rp6.000    Rp3.500                 Rp84.500

Biaya produksi setelah titik pisah    Rp11.500            Rp1.100   Rp900     Rp13.500

Beban pemasaran dan administrasi            Rp  6.000            Rp   750    Rp550     Rp  7.300

Biaya produksi sebelum titik pisah                                                                   Rp37.500

Laba yang diperoleh untuk produk A dan B masing-masing sebesar 15% dan 12%.

Hitung biaya produksi sebelum titik pisah untuk produk sampingan A dan B menggunakan metode harga pasar, dan buat laporan LabaRugi yang merinci penjualan dan biaya untuk setiap produk.

 

4.      Alokasi Biaya Produksi Bersama  pada Produk Bersama

Biaya produksi bersama dialokasikan ke setiap produk bersama menggunakan metode nilai pasar, rata-rata biaya per satuan, rata-rata tertimbang dan unit kuantitatif.

a. Metode Nilai Pasar / Nilai Jual Relatif

Metode ini mengasumsikan bahwa setiap produk yang dihasilkan dalam proses produksi bersama memiliki nilai jual atau nilai pasar yang berbeda. Perbedaan nilai pasar disebabkan tingkat pemakaian biaya yang berbeda, produk yang mengkonsumsi biaya yang tinggi memiliki nilai jual tinggi juga dan sebaliknya.

Contoh:

Biaya produksi bersama untuk pemrosesan minyak mentah sebesar Rp1.500.000. Proses produksi bersama menghasilkan secara bersamaan bensin sebesar 50.000 liter, minyak pelumas sebanyak 30.000 liter dan minyak tanah sebesar 20.000 liter. Harga jual setiap produk per liter setelah titik pisah adalah bensin Rp5.500, minyak pelumas Rp3.000 dan minyak tanah Rp1.750. Hitung alokasi biaya bersamanya!

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Produk Bersama

Jumlah Produk

(liter)

(1)

Harga Jual / Unit

 (2)

Nilai Jual (3)=(1)x(2)

Nilai Jual Relatif 

(%)

(4)

Alokasi Biaya Bersama (5)=(4)x1.500.000

Biaya / Unit

(6)=(5)/(1)

Bensin

50.000

Rp5.500

Rp275.000.000

68,75

Rp1.031.250.

Rp21

Pelumas

30.000

    3.000

      90.000.000

22,5

       337.500

Rp12

Minyak tanah

20.000

    1.750

      35.000.000

8,75

       131.250

Rp7

Total

100.000


Rp400.000.000

100

Rp1.500.000


 

b. Metode rata-rata biaya per satuan

Metode ini digunakan jika dari satu proses produksi bersama dihasilkan beberapa produk dengan kualitas yang berbeda, dan produk bersama yang dihasilkan diukur dalam satuan yang sama. Penentuan biaya untuk setiap produk dihitung sesuai dengan proporsi kuantitas masing-masing produk yang dihasilkan.

Contoh:

Berdasarkan contoh soal diatas, total produksi sebesar 100.000 liter, dengan biaya produksi rata-rata per liter adalah Rp15 (Rp1.500.000/100.000). Alokasi biaya bersama sebagai berikut:

 

Produk

Kuantitas

Rata-rata biaya per satuan

Alokasi Biaya Bersama

Bensin

50.000

Rp15

Rp750.000

Pelumas

30.000

Rp15

     450.000

Minyak tanah

20.000

Rp15

     300.000

Total

100.000


Rp1.500.000

 

 

c. Metode rata-rata tertimbang

Asumsi yang mendasari adalah setiap produk yang dihasilkan dalam proses produksi bersama memiliki faktor penimbang yang berbeda, seperti tingkat kesulitan pembuatan produk, waktu yang dikonsumsi, keahlian tenaga kerja, kualitas produk yang dihasilkan, dll. Penentuan alokasi biaya bersama pada setiap produk didasarkan atas perkalian jumlah unit produk dengan angka penimbang, dan hasilnya digunakan sebagai dasar untuk alokasi.

Contoh:

Berdasarkan contoh soal diatas, angka penimbang untuk setiap produk adalah bensin 3, minyak pelumas 2, dan minyak tanah 1. Alokasi biaya bersamanya sebagai berikut:

 

Produk

Jumlah produk

(1)

Angka penimbang

(2)

Jumlah produk x angka penimbang

(3)=(1)x(2)

Alokasi biaya bersama

(4)=(3)/230.000x Rp1.500.000

Bensin

50.000

3

150.000

Rp978.261

Pelumas

30.000

2

  60.000

    391.304

Minyak tanah

20.000

1

  20.000

    130.435

Total

100.000


230.000

Rp1.500.000

 

d. Metode unit kuantitatif

Asumsi yang mendasari adalah setiap produk yang dihasilkan dalam proses produksi bersama menggunakan bahan baku sesuai dengan tingkat pemanfaatan bahan baku yang terdapat pada setiap produk yang dihasilkan. Setiap produk dapat diidentifikasi sesuai dengan tingkat pemanfaatan bahan baku dalam ukuran satuan yang sama.

Contoh:

 

Produk

Kuantitas (1)

Persentase (%)

(2)=(1)/100.000

Alokasi Biaya Bersama

(3)=(2)xRp1.500.000

Bensin

50.000

50

Rp750.000

Pelumas

30.000

30

     450.000

Minyak tanah

20.000

20

     300.000

Total

100.000

100

Rp1.500.000

 


Share:

0 comments:

BTemplates.com

About

BTemplates.com

Total Pageviews

Terimakasih atas kunjungannya, dan pastinya semoga bermanfaat!. Powered by Blogger.