Contoh Kasus :
PT Persada memiliki dua
departemen produksi dalam mengolah produknya yakni departemen I dan departemen
II. Berikut ini disajikan data produksi dan biaya untuk kedua departemen
tersebut
Dept I
Dept
II
Produk yang
dimasukkan dlm
proses
3.000
-
Produk selesai
yang ditran-
fer ke Dept B
2.500
-
Produk selesai
ditransfer
Ke gudang
-
2.100
Produk dlm
proses akhir bulan
Dgn tkt
penyelesaian bhn baku
Dan penolong
100 %, biaya
Konversi 45
%
300
-
Tkt
penyelesaian biaya bhn pe-
nolong 70 % dan
biaya
konversi 40
%.
-
250
Produk hilang
awal proses
200
150
Data Biayaproduksi
Berdasarkan
informasi berikut ini adalah biayaproduksi yang telah dikeluarkan yakni sebagai
berikut
Biaya yang
dikeluarkan selama bulan berlangsungadalah
Sebagai berikut
Dept I
Dept II
Biaya bahan
baku
Rp.
350.000
-
Biaya bahan
penolong
Rp. 406.000
Rp. 409.500
Biaya tenaga
kerja Rp.
500.650
Rp. 473.000
Biaya overhead
pabrik Rp. 711.450
Rp. 352.000
Diminta ;
Berdasarkan
informsi di atas, makatentukan
d. Hargapokok produksi per satuan
yang dihasilkan oleh Departemen I
e. Harga
pokok produk selesai yang ditransfer keDepar teman II
f. Harga
Pokok produk dalam proses akhir bulan yangdihasilkan oleh Departemen I
g. Harga
pokok produk selesai yang ditransfer kegudang
h. Harga
pokok produk yang masih dalam proses akhiryang dihasilkan oleh Departemen II
Penyelesaian : Kasus Produk Hilang
1. Perhitungan Harga Pokok
produksi per unit
No.
|
Jenis Biaya
|
Jml Biaya
|
Unit Equivalen
|
Biaya/Unit
|
1.
|
Bia Bhn baku
|
Rp. 350.000
|
2100+(300 x 100%)
|
Rp 125
|
2.
|
Bia Bhn Penolong
|
Rp. 406.000
|
2500+(300 x 100%)
|
Rp 145
|
3.
|
Bia Tenaga Kerja
|
Rp. 500.650
|
2500+(300 x 45%)
|
Rp 190
|
4.
|
Bia Overhead Pabrik
|
Rp. 711.450
|
2500+(300 x 45%)
|
Rp 270
|
Biaya Produksi Per Unit
|
Rp. 730
|
2. Harga Pokok produk jadi
yang ditransfer kegudang yakni sebesar :
2500 unit x Rp. 730
= Rp. 1.825.000
3. HargaPokok produksi yang
masih dalam proses akhir
Biaya bahan
baku :
( 300 x 100% )
x Rp. 125
=
Rp. 37.500
Biayabahan penolong
( 300 x100% ) x Rp. 145
=
Rp. 43.500
Biaya Tenaga
Kerja
( 300
x 45% ) x Rp. 190
= Rp. 25.650
BiayaOverhead Pabrik
( 300x 45% ) x
Rp. 270
= Rp. 36.450
JumlahHarga Pokok produksi
= Rp.
143.100
yg masihdlm proses akhir
4. Perhitungan Biaya
Produksi per unit yangDitambahkan oleh Departemen B yakni :
No.
|
Jenis Biaya
|
Jml Biaya
|
Unit Equivalen
|
Biaya/Unit
|
1.
|
Bia Bhn Penolong
|
Rp. 409.500
|
2100 + (250 x 70%)
|
Rp.180
|
2.
|
Bia Tenaga Kerja
|
Rp. 473.000
|
2100 + ( 250 x 40%)
|
Rp.215
|
3.
|
Bia Overhead Pabrik
|
Rp. 352.000
|
2100 + ( 250 x 40%)
|
Rp.160
|
Biaya Produksi Per Unit
|
Rp.555
|
5.Harga Pokok Produk selesai yang
Ditransfer oleh Departemen B ke Gudang adalah :
2.100 x (1.506,59)
*
= Rp. 3.163.839
Catatan :
Harga pokok produksi/satuan yg
berasal
dari Dept I
=Rp.
730
Harga pokok produksi/satuan yg
berasal
Dari Dept I stl adanya produk hilang
dlm
Proses di Dept II sebanyak 250 unit
Adalah Rp 1.825.000 : ( 2500 – 150
) = Rp.
776,59
Penyesuaian harga pokok
produksi per
Rp.
1.506,59
Satuan produk
yangberasal dari Dept I
* Rp. 730 +
776,59
6. Harga
Pokok produksi yang masih dalam prosesakhir
yang Dihasilkan
pada Departemen B ( 250unit)
Harga Pokok
dari Dept A 250 x 776,59 = Rp. 194147,5
Biaya bahan
penolong
( 250 x 70%
x Rp. 180)
= Rp. 31.500
Biaya bahan
tenaga kerja
( 250 x40% x Rp. 215
= Rp. 21.500
Biayaoverhead pabrik
( 250 x40% x Rp.
160 = Rp. 16.000
JumlahHarga Pokok produksi
= Rp.263.147,5
yg masihdlm proses akhir
Jurnal-Jurnal yang Diperlukan.
1. Jurnaluntuk mencatat
biaya bahan baku:
BDP –Biaya Bahan baku
Rp.300.000.
Persediaan Bahan Baku
Rp.300.000
2. Jurnaluntuk mencatat
biaya bahan penolong :
BDP –Biaya Bahan
Penolong Rp. 450.000
Persediaan Bahan Penolong
Rp. 450.000
3. Jurnal untuk mencatat
biaya tenaga kerja
BDP – Biaya
Tenaga Kerja
Rp. 513.600
Gajidan Upah
Rp.513.600
4.
Jurnal untuk mencatat biayatenaga kerja
BDP –Biaya Overhead pabrik
Rp. 642.000
Berbagai
Rekening yang
Di
Rp.642.000
kredit.
5. Jurnal untuk mencatat hargapokok produk
jadi yang ditransfer ke gudang.
Persediaan
produk jadi
Rp. 1.596.000
BDP- Biaya Bahan Baku
Rp.
BDP- Biaya Bahan Penolong
Rp.
BDP- Biaya Tenaga Kerja lgs
Rp.
BDP- Biaya Overhead Pabrik
Rp.
6. Jurnal untuk mencatat harga pokok
produkyang masih dalam proses akhir :
Persediaanproduk jadi
Rp. 309.600
BDP- Biaya Bahan Baku
Rp. 72.000
BDP- Biaya Bahan Penolong
Rp. 108.000
BDP- Biaya Tenaga Kerja lgs
Rp. 57.600
BDP- Biaya Overhead Pabrik
Rp. 72.000
Contoh
Soal:
Berikut ini adalah data produksi dan kos produksi PT Jaya
Raya pada bulan Juni 20XX
Departemen
|
|||||||
1
|
2
|
||||||
Unit:
|
|||||||
Unit masuk ke proses
Ditransfer ke Departemen 2
Diterima dari Departemen 1
Penambahan unit di Departemen 2
Ditransfer
ke produk jadi
|
7.200
6.500
|
6.500
1.500
7.400
|
|||||
Produk dalam proses akhir:
|
|||||||
BB 1/5; Konversi 2/7
BB 1/3;
Konversi 3/4
|
?
|
?
|
|||||
Kos Produksi:
|
|||||||
Bahan baku
Tenaga kerja langsung
Overhead pabrik
|
Rp.
132.280.000
Rp.
120.600.000
Rp. 80.400.000
|
Rp.
63.800.000
Rp.
41.190.000
Rp.
27.460.000
|
|||||
Diminta:
a)
Hitunglah unit produk dalam proses
akhir departemen 1 dan 2
b)
Buatlah laporan kos produksi
departemen 1 dan 2
Jawaban:
PT
Jaya Raya
Laporan
Kos Produksi
Untuk
Bulan yang berakhir 30 Juni 20XX
|
||||||
Kuantitas
|
||||||
Unit dipertanggungjawabkan:
Unit dimasukkan ke proses
Unit pertanggungjawaban:
Unit selesai dan ditransfer ke Departemen 2
Produk dalam
proses akhir
|
6.500
700
|
7.200
7.200
|
||||
Ekuivalen
Produksi
|
||||||
Unit selesai dan ditransfer ke
Departemen 2
Produk dalam proses akhir:
700 x 1/5
700 x 2/7
Unit ekuivalen Total
|
Bahan
Baku
6.500
150
6.650
|
Kos
Konversi
6.500
200
6.700
|
||||
Kos
Dipertanggungjawabkan
|
||||||
Kos ditambahkan ke departemen:
Bahan baku
Tenaga kerja langsung
Overhead pabrik
Kos total
dipertanggungjawabkan
|
Kos ÷
Total
Rp. 132.280.000
Rp.
120.600.000
Rp. 80.400.000
Rp.
333.280.000
|
Unit
Ekuivalen
6.650
6.700
6.700
|
= Kos
Unit
Rp.
19.892
Rp.
18.000
Rp.
12.000
Rp.
49.892
|
|||
Kos
Pertanggungjawaban
|
||||||
Kos ditransfer ke Departemen 2
(6.500 xRp.49.892)
Produk dalam proses akhir:
Bahan baku (150 x Rp. 19.892)
Tenaga kerja langsung (200 x Rp. 18.000)
Overhead pabrik (200 x Rp. 12.000)
Kos total
pertanggungjawaban
|
Rp. 2.983.759
Rp. 3.600.000
Rp. 2.400.000
|
Rp.
324.296.241
Rp. 8.983.759
Rp.
333.280.000
|
||||
Kegiatan Belajar 2 : Laporan Kos
Produksi – Produk Dalam Proses Awal
Sistem kos proses merupakan sistem kos yang umunya
diterapkan pada perusahaan dengan karakteristik proses produksi yang berjalan
secara kontinu atau berkelanjutan. Kontinuitas proses produksi ini akan
menyebabkan departemen memiliki unit-unit dengan beragam tingkat penyelesaian,
yaitu sebagai berikut :
1.
Unit masuk ke proses dan selesai
selama periode waktu sekarang
2.
Unit telah diproses diperiode
sebelumnya dan selesai pada periode waktu sekarang
3.
Unit masuk ke proses dan belum
selesai pada periode waktu sekarang
Keberadaan produk dalam proses awal menyebabkan masalah
dalam sistem kos proses karena beberapa hal berikut harus dipertimbangkan,
yaitu:
1.
Haruskah dibuat perbedaan tingkat
penyelesaian antara produk selesai/jadi yang berasal dari produk dalam proses
awal dan produk masuk ke proses periode tersebut?
2.
Haruskah semua unit selesai selama
periode waktu tertentu akan dianggap 100% dalam unit ekuivalen dengan
mengabaikan tingkat penyelesaian produk dalam proses awal?
3.
Haruskah kos produksi yang berasal
dari produk dalam proses digabungkan dengan kos produksi ditambahkan periode
sekarang (dalam skedul kos dipertanggungjawabkan) untuk mendapatkan besaran kos ditambahkan departemen?
Untuk menjawab hal-hal tersebut diatas sangat tergantung
pada metode apa yang dipilih, terdapat 2 metode yang dapat digunakan, yaitu
sebagai berikut :
1.
Metode Rata-Rata Berbobot (Weighted
Average Method)
2.
Metode Masuk Pertam Keluar Pertama
(MPKP)
Contoh
soal:
Berikut data produksi dan kos produksi di Departemen A dan B
di PT Anugerah Abadi pada bulan Mei 20XX
Departemen
|
||||||||
1
|
2
|
|||||||
Unit:
|
||||||||
PDP awal
BB 100%, Konversi
1/5
BB 1/10, Konversi
2/5
Unit masuk ke
proses
Ditransfer ke
Departemen 2
Ditransfer ke
produk jadi
Produk dalam proses akhir
BB 100%,
Konversi 1/3
BB 1/6, Konversi 1/4
|
1.000
9.000
8.500
1.500
|
200
8.100
600
|
||||||
Kos produksi:
|
||||||||
Proporsi kos transferan dalam PDP awal
Proporsi kos produksi ditambahkan untuk PDP awal oleh
Departemen:
Bahan baku
Tenaga kerja
langsung
Overhead
pabrik
Total
|
0
Rp.
20.000.000
Rp. 5.760.000
Rp. 3.840.000
Rp.
29.600.000
|
Rp.
13.000.000
Rp.
10.000.000
Rp. 5.250.000
Rp. 3.500.000
Rp.
31.750.000
|
||||||
Ditambahkan selama periode:
|
||||||||
Bahan baku
Tenaga kerja langsung
Overhead pabrik
Total
|
Rp.
19.000.000
Rp.
23.724.000
Rp.
15.816.000
Rp.
58.540.000
|
Rp. 36.800.000
Rp. 44.520.000
Rp. 29.680.000
Rp.
111.000.000
|
||||||
Diminta:
a)
Susunlah laporan kos produksi
Departemen A dan B dengan metode rata-rata berbobot
b)
Susunlah laporan kos produksi
Departemen A dan B dengan metode masuk pertama keluar pertama
Jawaban :
a) Metode
Rata-rata Berbobot
Laporan
Kos Produksi Departemen A
PT
Anugerah Abadi
Laporan
Kos Produksi
Untuk Bulan yang berakhir 31 Mei
20XX
|
|||||||||
Kuantitas
|
|||||||||
Unit dipertanggungjawabkan:
Produk dalam
proses awal
Unit dimasukkan
ke proses
Unit dipertanggungjawabkan:
Unit selesai dan
ditransfer ke Departemen B
Produk dalm proses akhir
|
1.000
9.000
8.500
1.500
|
10.000
10.000
|
|||||||
Ekuivalen
Produksi
|
|||||||||
Unit selesai dan ditransfer ke Departemen B
Produk dalam proses akhir
1.500 x 100%
1.500 x 1/3
Unit ekuivalen Total
|
Bahan
Baku
8.500
1.500
10.000
|
Kos
Konversi
8.500
500
9.000
|
|||||||
Kos
Dipertanggungjawabkan
|
|||||||||
Kos ditambahkan ke departemen:
Bahan baku
Produk dalam
proses awal
Ditambahkan
selama periode
Total
Tenaga kerja
langsung
Produk dalam
proses awal
Ditambahkan
selama periode
Total
Overhead pabrik
Produk dalam
proses awal
Ditambahkan
selama periode
Total
Kos total dipertanggungjawabkan
|
Kos
Total
Rp.
20.000.000
Rp.
19.000.000
Rp.
39.000.000
Rp. 5.760.000
Rp.
23.724.000
Rp.
29.484.000
Rp. 3.840.000
Rp.
15.816.000
Rp.
19.656.000
Rp.
88.140.000
|
÷ Unit
Ekuivalen
10.000
9.000
9.000
|
= Kos
Unit
Rp.
3.900
Rp.
3.276
Rp.
2.184
Rp.
9.360
|
||||||
Kos
Pertanggungjawaban
|
|||||||||
Kos ditransfer ke Departemen B (8.500 x Rp.9.360)
Produk dalam proses – akhir:
Bahan baku (1.500
x Rp. 3.900)
Tenaga kerja
langsung (500 x Rp.3.276)
Overhead pabrik (500 x Rp.2.184)
Kos total
pertanggungjawaban
|
Rp.
5.850.000
Rp.
1.683.000
Rp.
1.092.000
|
Rp.
79.560.000
Rp. 8.580.000
Rp.
88.140.000
|
|||||||
Laporan
Kos Produksi Departemen B
PT
Anugerah Abadi
Laporan
Kos Produksi
Untuk Bulan yang berakhir 31 Mei 20XX
|
|||||||
Kuantitas
|
|||||||
Unit dipertanggungjawabkan:
Produk dalam
proses awal
Unit diterima
dari Departemen A
Penambahan unit
Unit pertanggungjawaban:
Unit selesai dan
ditransfer ke produk jadi
Produk dalam proses akhir
|
200
8.500
0
8.100
600
|
8.700
8.700
|
|||||
Ekuivalen
Produksi
|
|||||||
Unit selesai dan ditransfer ke produk jadi
Produk dalam proses akhir:
600 x 1/6
600 x ¼
Unit ekuivalen Total
|
Bahan
Baku
8.100
100
8.200
|
Kos
Konversi
8.100
150
8.250
|
|||||
Kos
Dipertanggungjawabkan
|
|||||||
Kos dari Departemen sebelumnya:
Produk dalam
proses awal
Diterima dari
Departemen A
Unit ditambahkan dalam produksi
Unit disesuaikan dan kos unit
Kos ditambahkan ke Departemen:
Bahan baku
Produk dalam
proses awal
Ditambahkan
selama periode
Total
Tenaga kerja
langsung
Produk dalam
proses awal
Ditambahkan
selama periode
Total
Overhead pabrik
Produk dalam
proses awal
Ditambahkan
selama periode
Total
Kos total dipertanggungjawabkan
|
Unit
200
8.500
0
8.700
|
Kos
Total
Rp. 13.000.000
Rp. 79.560.000
Rp. 92.560.000
Rp. 10.000.000
Rp. 36.800.000
Rp. 46.800.000
Rp. 5.250.000
Rp. 44.520.000
Rp. 49.770.000
Rp. 3.500.000
Rp. 29.680.000
Rp. 33.180.000
Rp.
222.310.000
|
÷ Unit
Ekuivalen
8.700
8.200
8.250
8.250
|
= Kos
Unit
Rp.
10.639
Rp. 5.707
Rp. 6.033
Rp. 4.022
Rp.
26. 401
|
|||
Kos
Pertanggungjawaban
|
|||||||
Kos ditransfer ke produk jadi (8.100 x Rp.26.410)
Produk dalam proses – akhir:
Kos dari
Departemen sebelumnya (600 x Rp.10.639)
Bahan baku (100 x
Rp.5.707)
Tenaga kerja
langsung (150 x Rp.6.033)
Overhead pabrik
(150 x Rp.4.022)
Kos total pertanggungjawaban
|
Rp.
6.383.448
Rp. 570.732
Rp. 904.909
Rp. 603.273
|
Rp.
213.847.638
Rp. 8.462.362
Rp.
222.310.000
|
|||||
Metode MPKP
Laporan
Kos Produksi Departemen A
PT
Anugerah Abadi
Laporan
Kos Produksi
Untuk
Bulan yang berakhir 31 Mei 20XX
|
|||||||||||
Kuantitas
|
|||||||||||
Unit dipertanggungjawabkan:
Produk dalam proses awal
Unit dimasukkan
ke proses
Unit pertanggungjawaban:
Unit selesai dan ditransfer ke Departemen B
Produk dalam proses akhir
|
1.000
9.000
8.500
1.500
|
10.000
10.000
|
|||||||||
Ekuivalen
Produksi
|
|||||||||||
Unit selesai dan ditransfer ke Departemen B
(-) Produk dalam proses awal
(=) Unit dimasukkan dan selesai
(+) Unit dibutuhkan untuk menyelesaikan produk dalam
proses awal
(+) Produk dalam proses akhir:
1.500 x 100%
1.500 x 1/3
Unit ekuivalen Total
|
Bahan
Baku
8.500
1.000
7.500
0
1.500
9.000
|
Kos
Konversi
8.500
1.000
7.500
800
500
8.800
|
|||||||||
Kos
Dipertanggungjawabkan
|
|||||||||||
Kos produk dalam proses awal
Kos ditambahkan ke departemen:
Bahan baku
Tenaga kerja
langsung
Overhead pabrik
Kos total dipertanggungjawabkan
|
Kos
Total
Rp.
29.600.000
Rp.
19.000.000
Rp.
23.724.000
Rp.
15.816.000
Rp.
88.140.000
|
÷
|
Unit
Ekuivalen
9.000
8.800
8.800
|
=
|
Kos
Unit
Rp.
2.111
Rp.
2.696
Rp.
1.797
Rp.
6.604
|
||||||
Kos
Pertanggungjawabkan
|
|||||||||||
Kos ditransfer ke Departemen B:
Dari produk dalam
proses awal:
Kos PDP awal
Tenaga kerja
langsung (800 x Rp. 2.696)
Overhear pabrik
(800 x Rp. 1.797)
Dari produk sekarang:
Unit dimasukkan
dan selesai (7.500 x Rp. 6.604)
Transfer
total
Produk dalam proses akhir :
Bahan baku (1.500
x Rp. 2.111)
Tenaga kerja
langsung (500 x Rp. 2.696)
Overhead pabrik
(500 x rp. 1.797)
Kos total pertanggungjawaban
|
Rp.
29.600.000
Rp. 2.156.727
Rp. 1.437.818
Rp. 3.166.000
Rp. 1.347.955
Rp. 898.636
|
Rp. 33.194.545
Rp. 49.532.197
Rp. 82.726.742
Rp. 5.413.258
Rp. 88.140.000
|
|||||||||
Laporan
Produksi Departemen B
PT
Anugerah Abadi
Laporan
Kos Produksi
Untuk
Bulan yang berakhir 31 Mei 20XX
|
||||||||||
Kuantitas
|
||||||||||
Unit dipertanggungjawabkan:
Produk dalam
proses awal
Unit diterima
dari Departemen A
Unit ditambahkan
ke proses
Unit pertanggungjawaban:
Unit selesai dan
ditransfer ke produk jadi
Produk dalam proses akhir
|
200
8.500
0
8.100
600
|
8.700
8.700
|
||||||||
Ekuivalen
Produksi
|
||||||||||
Unit selesai dan ditransfer ke produk jadi
(-) Produk dalam proses awal
(=) Unit dimasukkan dan selesai
(+) Unit dibutuhkan untuk menyelesaikan produk dalam
proses
(+) Produk dalam proses akhir:
600 x 1/6
600 x ¼
Unit ekuivalen Total
|
Bahan
Baku
8.100
200
7.900
180
100
8.180
|
Kos
Konversi
8.100
200
7.900
120
150
8.170
|
||||||||
Kos
Dipertanggungjawabkan
|
||||||||||
Kos dari Departemen A dan PDP awal:
Kos produk dalam proses awal
Transferan selama
periode
Unit ditambahkan ke proses
Unit disesuaikan dan kos unit
Kos ditambahkan ke departemen:
Bahan baku
Tenaga kerja
langsung
Overhead pabrik
Kos total dipertanggungjawabkan
|
Unit
200
8.500
0
8.500
|
Kos
Total
Rp. 31.750.000
Rp. 82.726.742
Rp. 36.800.000
Rp. 44.520.000
Rp. 29.680.000
Rp.
225.476.742
|
÷
|
Unit
Ekuivalen
8.500
8.180
8.170
8.170
|
=
|
Kos
Unit
Rp. 9.733
Rp. 4.499
Rp. 5.449
Rp. 3.633
Rp.
23.313
|
||||
Kos
Pertanggungjawaban
|
||||||||||
Kos ditransfer ke produk jadi:
Dari produk dalam
proses awal:
Kos PDP awal
Bahan baku (180
x Rp. 4.499)
Tenaga kerja
langsung (120 x Rp. 5.499)
Overhead pabrik
(120 x Rp. 1.382)
Dari produk sekarang:
Unit dimasukkan
dan selesai (7.900 x Rp. 23.313)
Transfer
total
Produk dalam proses-akhir:
Dari Departemen
A (600 x Rp. 9.733)
Bahan baku (100
x Rp. 4.499)
Tenaga kerja
langsung (150 x Rp. 5.449)
Overhead pabrik
(150 x Rp. 3.633)
Kos total pertanggungjawaban
|
Rp.
31.750.000
Rp. 809.780
Rp. 653.905
Rp. 435.936
Rp
. 5.839.535
Rp. 449.878
Rp. 817.381
Rp. 544.920
|
Rp. 33.649.621
Rp.
184.175.408
Rp.
217.825.029
Rp. 7.651.714
Rp.
225.476.742
|
||||||||
Kegiatan Belajar 3: Perlakuan Atas Penyusutan, Produk Cacat,
Produk Rusak, Bahan Sisa, Dan Bahan Sisa Buangan
Perlakuan akuntansi atas penyusutan produk dalam proses
dapat dibedakan menjadi dua, yakni:
1.
Jika penyusutan tersebut adalah
normal maka kos penyusutan ini akan tetap dibebankan pada produk dalam proses
2.
Jika penyusutan dikategorikan
abnormal maka akan dibebankan pada rugi dari penyusutan produk dalam proses
yang merupakan bagian dari kos periode bukan kos produksi.
Produk
rusak adalah produk yang tidak memenuhi standar produksi dan dijual sesuai
nilai sisanya atau dibuang.
Produk
cacat adalah produk yang tidak memenuhi standar produksi, tetapi masih bisa
diperbaiki dengan tambahan proses produksi tertentu dan kemudian menjadi produk
yang baik lagi dan dijual dengan harga reguler.
Bahan
sisa adalah bahan baku yang merupakan sisa dari proses produksi, yang tidak
dapat digunakan lagi dalam proses produksi untuk tujuan yang sama.
Bahan
sisa buangan adalah bahan baku yang merupakan sisa dari proses produksi yang
tidak dapat digunakan lagi dan tidak memiliki harga jual.
Penanganan
produk rusak dapat menggunakan salah satu metode berikut.
1.
Teori Pengabaian (Theory of Neglect)
Metode ini disebut metode pengabaian karena unit produk rusak
dianggap tidak pernah dimasukkan ke dalam proses produksi dan mengabaikan kos
yang telah diserapkan.
2.
Produk Rusak sebagai Bagian Terpisah
Elemen Kos Produksi
Metode ini memperlakukan kos produksi rusak sebagai bagian
terpisah elemen kos dalam departemen produksi.
Perbedaan
antara produk rusak dan produk cacat adalah pada produk cacat masih mungkin
dilakukan perbaikan pada produk tersebut sehingga masih ada harapan produk akan
menjadi produk normal. Produk cacat dikategorikan sebagai produk cacat normal
dan abnormal. Produk cacat disebut normal jika jumlahnya masih dalam batas
toleransi yang ditetapkan oleh manajemen. Sebaliknya, apabila jumlahnya diatas
batas toleransi maka terkategori abnormal.
Bahan
sisa dapat ditangani dengan dua metode berikut ini.
1.
Jika bahan sisa dipertimbangkan
ketika penetapan tarif overhead pabrik dibebankan, penjualan bahan sisa akan
mengurangi akun overhead pabrik kendali sehingga jurnal yang dibuat adalah
sebagai berikut
Kas XXX
Overhead
pabrik kendali XXX
2.
Jika bahan sisa tidak
dipertimbangkan dalam penetapan tarif overhead pabrik dibebankan maka hasil
penjualan akan dikredit pada akun produk dalam proses departemen bersangkutan.
Jurnal yang dibuat
Kas XXX
Produk
dalam proses-Departemen A XXX
Biaya yang
dikeluarkan untuk membuang bahan sisa akan dibebankan pada akun overhead
pabrik.
MODUL 8
SISTEM KOS
PRODUK BERSAMA (JOINT PRODUCT) DAN PRODUK SAMPINGAN (BY-PRODUCT COSTING)
Kegiatan Belajar 1 : Produk Bersama dan Produk Sampingan
Produk
bersama adalah produk-produk individual yang masing-masing memiliki nilai jual
yang signifikan dan relatif sama atau tidak berbeda secara signifikan, yang
dihasilkan bersama dari suatu proses produksi yang sama dengan menggunakan
bahan baku yang sama. Karakteristik produk bersama adalah sebagai berikut.
1.
Produk bersama dihasilkan dari bahan
baku dan proses yang sama
2.
Pemanufakturan produk bersama selalu
memiliki titik pisah
3.
Tidak ada satu produk bersama yang
memiliki nilai yang lebih besar secara signifikan dibandingkan produk bersama
lainnya.
Produk
sampingan adalah produk-produk yang memiliki nilai jual terbatas (dalam
pengertian tidak terlalu tinggi) yang diproduksi bersamaan dengan produk utama
atau produk bersama yang memiliki nilai jual lebih besar secara signifikan.
Kos
bersama terkait dengan kos yang terjadi untuk menghasilkan produk-produk yang
diproduksi secara simultan, sedangkan kos umum adalah kos yang muncul akibat
adanya penggunaan bersama suatu departemen pendukung/jasa oleh dua atau lebih
departemen pendukung.
Masalah
utama dalam sistem kos produk bersama adalah bagaimana mengalokasikan kos
bersama pada produk bersama atau produk sampingan yang dihasilkan.
Kegiatan Belajar 2: Sistem Kos Produk Bersama
Kos bersama dapat dialokasikan pada produk bersama dengan
menggunakan salah satu dari metode berikut ini :
1.
Metode nilai pasar (Harga jual)
Pendukung metode ini menyatakan bahwa terdapat hubungan
antara kos dan nilai pasar (harga jual). Semakin besar kosnya maka semakin
tinggi harga jual produk tersebut sehingga kos bersama harus dialokasi pada
produk bersama berbasis pada harga jual atau nilai pasar dari masing-masing
produk bersama.
Terdapat dua meetode dalam metode nilai pasar, yakni:
a.
Nilai pasar saat titik pisah
b.
Nilai terealisasikan bersih
2.
Metode output fisik
Pada metode ini, kuantitas dari output merupakan basis bagi
pengalokasian kos bersama. Kuantitas dari output dapat berupa unit dan berat
(ton, galon, kg).
3.
Metode kos unit rata-rata
Metode ini sama dengan metode output fisik, perbedaannya
hanya pada langkah untuk menghitung alokasi kos bersama. Dalam metode ini,
langkah pertama adalah dengan menghitung terlebih dahulu kos bersama per unit
rata-rata yang akan dialokasi untuk setiap unit produk yang dihasilkan.
4.
Metode rata-rata berbobot
Perhitungan alokasi kos bersama untuk setiap produk adalah
sebagai berikut:
1.
Dihitung terlebih dahulu unit
bobotan untuk masing-masing produk
2.
Menghitung alokasi kos bersama
setiap produk berdasarkan unit berbobot tersebut.
5.
Metode unit kuantitatif
Metode ini mengalokasi kos bersama berbasis suatu unit
pengukuran yang umum, seperti kilogram, galon, ton, dan liter.
Contoh
soal:
PT Sukses Selalu memproduksi empat jenis produk yang
memiliki kos bersama total sebesar Rp.70.000.000 pada titik pisah. Berikut ini
adalah data terkait dengan produk-produk tersebut.
Produk
|
Unit
Diproduksi
|
Nilai
Pasar
Final
per unit di Titik Pisah
|
Kos
pemrosesan tambahan setelah titik pisah
|
Faktor
Bobotan
|
K
L
M
N
|
5.000
20.000
15.000
10.000
|
Rp.
5.500
Rp.
1.600
Rp.
1.500
Rp.
3.000
|
Rp.
1.500.000
Rp.
3.000.000
Rp.
2.500.000
Rp.
5.000.000
|
3
poin
2
poin
4
poin
2,5
poin
|
Berdasarkan data tersebut hitunglah:
a)
Alokasi kos bersama total dengan
menggunakan metode:
(1)
Metode kos unit rata-rata
(2)
Metode rata-rata berbobot
(3)
Metode nilai pasar
b)
Hitunglah kos produksi masing-masing
produk
Jawaban
(1)
Metode kos unit rata-rata
Alokasi kos bersama ke setiap produk =
Produk
|
Unit
Diproduksi
|
Alokasi
kos bersama per unit
|
Alokasi
kos bersama total
|
Kos
pemrosesan tambahan setelah titik pisah
|
Kos
produksi total
|
K
L
M
N
|
5.000
20.000
15.000
10.000
|
Rp.
1.400
Rp.
1.400
Rp.
1.400
Rp.
1.400
|
Rp. 7.000.000
Rp.
28.000.000
Rp.
21.000.000
Rp.
14.000.000
|
Rp.
1.500.000
Rp.
3.000.000
Rp.
2.500.000
Rp.
5.000.000
|
Rp. 8.500.000
Rp.
31.000.000
Rp.
23.500.000
Rp.
19.000.000
|
(2)
Metode
rata-rata berbobot
Unit bobot
masing-masing produk:
Produk
|
Unit diproduksi
|
Bobot
|
Unit bobotan
|
K
L
M
N
|
5.000
20.000
15.000
10.000
|
3 poin
2 poin
4 poin
2,5 poin
|
15.000
40.000
60.000
25.000
|
Total
|
50.000
|
140.000
|
Alokasi kos bersama ke setiap unit produk =
Produk
|
Unit
Diproduksi
|
Alokasi
kos bersama per unit
|
Alokasi
kos bersama total
|
Kos
pemrosesan tambahan setelah titik pisah
|
Kos
produksi total
|
K
L
M
N
|
15.000
40.000
60.000
25.000
|
Rp.
500
Rp.
500
Rp.
500
Rp.
500
|
Rp. 7.000.000
Rp.
20.000.000
Rp.
30.000.000
Rp.
12.500.000
|
Rp.
1.500.000
Rp.
3.000.000
Rp.
2.500.000
Rp.
5.000.000
|
Rp. 9.000.000
Rp.
23.000.000
Rp.
32.500.000
Rp.
17.500.000
|
(3)
Metode
nilai pasar
Langkah pertama
:
Produk
|
Unit
diproduksi
|
Nilai pasar
per unit setelah titik pisah
|
Total nilai
pasar
|
K
L
M
N
|
5.000
20.000
15.000
10.000
|
Rp. 5.500
Rp. 1.600
Rp. 1.500
Rp. 3.000
|
Rp. 27.500.000
Rp. 32.000.000
Rp. 22.500.000
Rp. 30.000.000
|
Total
|
50.000
|
Rp.
112.000.000
|
Langkah kedua :
Produk
|
Total nilai
pasar
|
Rasio
|
×
|
Kos bersama
|
=
|
Alokasi kos
bersama
|
K
L
M
N
|
Rp. 27.500.000
Rp. 32.000.000
Rp. 22.500.000
Rp. 30.000.000
|
27,5/112
32/112
22,5/112
30/112
|
Rp.
70.000.000
Rp.
70.000.000
Rp.
70.000.000
Rp.
70.000.000
|
Rp.
17.187.500
Rp.
20.000.000
Rp.
14.062.500
Rp.
18.750.000
|
||
Rp.
112.00.000
|
Rp.
70.000.000
|
Langkah ketiga :
Produk
|
Alokasi kos
bersama
|
+
|
Kos tambahan
|
=
|
Kos produksi
|
K
L
M
N
|
Rp. 17.187.500
Rp. 20.000.000
Rp. 14.062.500
Rp. 18.750.000
|
Rp. 1.500.000
Rp. 3.000.000
Rp. 2.500.000
Rp. 5.000.000
|
Rp. 18.687.500
Rp. 23.000.000
Rp. 16.562.500
Rp. 23.750.000
|
||
Total
|
Rp. 70.000.000
|
Rp. 12.000.000
|
Rp. 82.000.000
|
0 comments:
Post a Comment